Ngomongin tentang Ujian Nasional (UN) bagi saya seperti makan buah simalakama. dilaksanakan, banyak yang tidak setuju, kalo dihentikan alasan logisnya belum ada yang bisa saya terima. di satu sisi, bangsa kita atau lebih tepatnya siswa2 SMP, SMA bahkan SD sudah terbiasa dengan sekolah tanpa tolok ukur keberhasilan yang jelas. apakah kesuksesan seorang siswa baru bisa di lihat beberapa tahun kemudian setelah siswa tersebut jadi pejabat, tentara, polisi, dokter?. kalimat tadi sebagai analogi bahwa selama ini seorang siswa tidak perlu susah berpikir serius, kan pasti lulus.
nah, di sisi lain dikaitkan dengan hak warga negara memperoleh pendidikan. bagi yang menuntut UN dihentikan dengan alasan tadi,kalo ada UN kemudian si siswa tidak lulus berarti sudah melanggar hak asasi seseorang untuk memperoleh pendidikan.
sebenarnya sejauh mana sih kita paham tentang masalah ini?. ada yang bisa kita diskusikan?
sebenarnya kita harus benahi dari awal
proses pendidikan yang baik adalah ketika bisa menghasilkan pelajar2 yang baik
agar kelak mampu menempati posisi2 denagn baik
jika pelajar tersebut cuma dijejali pelajaran sistema asal jalan
jadilah mereka pelajar yang kehilangan arti kebenaran perannya
tuh lihat pelajar yang sering bolos, malas belajar, ngerjain PR di kelas, ulangan nyontek, sekolah cuma buat pacaran dan gengsi-gengsian, dll
apakah jika nili UN mereka bagus mereka benar2 layak lulus?
Lihat juga ketika ada guru yang malas ngajar, kalau pun di kelas cuma ngobrol dan humor, dll
Lalu jika semua anak didiknya lulus UN, percayakah kita itu hasil perjuangan sang guru tadi?
coba saja kita benahi
jangan karenma ngin seperti negara lain lalu kita bikin dagelan yang mengerikan
maaf bila penyimpulan saya ni salah 😀